Jumat, 18 November 2011

Pesut Mahakam, Hewan Langka dari Kaltim

Indonesia memiliki sejumlah hewan yang sangat unik dan langka. Bahkan, beberapa di antaranya hanya ada di negara ini. Salah satunya adalah pesut (orcaella brevirostris). Hewan ini biasanya hidup di sungai-sungai daerah tropis. Di Indonesia, hewan yang mirip dengan lumba-lumba ini dikenal dengan nama Pesut Mahakam. Hal ini dikarenakan hidupnya ada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Saat ini, hewan yang dilindungi ini hanya terdapata di tiga lokasi di dunia, yakni Sungai Mahakam (Kalimantan Timur, Indonesia), Sungai Mekong di Cina, dan Sungai Irawady (Myanmar).

Di sepanjang aliran sungai Mahakam, mulai dari Kabupaten Kutai Kartanegara hingga pedalaman Kutai Barat, dapat ditemukan pesut Mahakam ini. Masuk ratusan kilometer ke pedalaman Kutai Kartanegara, tepatnya antara Kecamatan Kota Bangun dan Muara Muntai, lalu masuk ke Kabupaten Kutai Barat di Kecamatan Penyinggahan, Muara Pahu, Melak, hingga Long Iram, sering dijumpai pesut Mahakam. Hanya saja, populasinya saat ini sudah berkurang dan terancam punah. Tidak diketahui dengan pasti, berapa populasinya.

Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai di perairan Sungai Mahakam, Danau Jempang di Kecamatan Tanjung Isuy (15.000 Ha), Danau Semayang (13.000 Ha) dan Danau Melintang (11.000Ha) di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh Pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat pada bagian bawah –tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.

Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan ‘pakar’ dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut.

Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates